Arti Kata Sembalun

Sembalun merupakan salah satu darah tertua dari 13 desa tertua yang ada di pulau Lombok selain dari desa Bayan , Bebekeq, Medayin, Kedaro, Batudengdeng, Selaparang, suradadai, Benoa, Pejaggik, Jerowaru, Langko dan Peraya.

Kata sembalun disebutkan berasal dari bahasa jawa kuno yang terdiri dari dua suku kata yakni kata “ SEMBAH” dan “ULUN” kata Sembah mengandung makna menyembah/menyerah diri/mematuhi/taat, dan Ulun, dari kata dasar Ulu yang berarti kepala / atas / atasan / pemimpin.

Makna lain yang terkandung dari kata sembahulun adalah orang sembalun berkewajiban untuk menyembah kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta dan pemelihara alam dan manusia wajib mentaati segala ketentuan – ketenuan kepercayaan yang di anut, 

"Setiap orang sembahulun wajib mentaati dan memeatuhi pemimpin – pemimpinnya, bahwa setiap orang sembahulun mempunyai kewajiban untuk selalu taat kepada adat leluhurnya selain taat kepada Yang Maha Esa dan kepada Pemimpinnya," kata salah satu artikel yang tersebar di internet dengan berbagai domain. 


Pada mulanya sembalun sesungguhnya sudah di diami oleh sekelompok manusia yang menganut faham animisme. Keyakinan inilah pertama – tama dianut oleh mereka yang mendiami gumi Sembahulun. Pada akhir abad ke 14 semasa selaparang hindu, ketika gunung rinjani meletus, pemimpin mereka memerintahkan penduduk meningalkan sembalun untuk mengindari aliran lava panas yang sangat dahsyat.

Setelah mengungsi sekian tahun lamanya, saat kondisi di pandang aman, ternyata hanya 7 ( tuuh ) pasang orang atau tujuh pasang kepala keluarga yang dapat kembali ketempat semula, lalau mereka kembai membangun tempat mereka yang telah porak poranda oleh letusan gunung rinjani, mereka seyogyanya tidak mengetahui secara pasti tempat banguan yang mereka tinggalkan mengungsi, di tempat inilah mereka mencoba menata kehidupan seadanya,walaupun mereka hidup serba sederhana dan dengan seala keterbatasannya, ketujuh orang kepala keluarga inilah yang pertama – tama mendiami gumi sembalun pasca meletusnya Gunung Rinjani sebagai generasi sembalun ke dua. Tempat itu kemudian di sebut Desa Bleq.

 Yang bermakna Desa besar / desa induk. Manusia pada masa inilah diangap sebagai asala muasal / cikal bakal keturunan generasi sembalun selanjutnya, dalam kurun waktu yan cukup lama ketujuh pasangan suami istri ternyata tidak bisa mebuahkan keturunan. Oleh karna itu bersepakatlah mereka untuk pindah meninggakan pemukima Desa Beleq mencari tempat lain.

Mereka menuju kearah barat sampai akhirnya mereka sampai di pinggiran sungai, ternyata airnya cukup deras dan berbaaya untuk di seberangi. Lalau mereka berbalik haluan kearah selatan hinga sampai dibagian kali yang paling sempit. Sejenak mereka bersama – sama memikirkan cara penyeberangan kea rah barat akhirnya mereka menemukan stategi dengan cara saling topag satu samalainnya sampai selesai, tepat pada bagia kal yang sempit ini mereka beri nama Lokok Sangkabira.

Sangkabira dalam bahasa sasak sembalun adalah saling topang , saling sokon , saling bantu, gotong royong . dari lokok sangkabira ini mereka bergerak kearah barat kira – kira 100 meter,di sinilah mereka mulai membangun tempat tinggal yang baru, merka membuat bangunan yang petama kemudian sampai saat ini yang disebut Bale Malang, di namakan bale Malang karna hanya rumah ini yang menghadap kearah timur dan barat, sedangkan rumah –rumah lainya semuanya mengambil posisi dengan aah utara selatan .

Bale Malang ini dalam keberadaannya memang husus di buat untuk tempat bertuah. Dalam setiap pertemuan di bale malang selalu ada nasehat dan wejangan yang isinya :

1. Kalian harus selalu patuh kepada sesame da taat terhadap pemimpin.

2. Kalian harus selalu menanamkan semangat Sangkabira , yang berarti tolong – menolong , saling bantu membantu, dan suka bekerja sama dalam menghadap setiap kesuliatan dalam kehidupan.

3. Kalian harus senantiasa bekerja keras dan tidak boleh cepat putus asa. Inilah patuah yang selalu di ajarkan pada anak – anak mereka sampai akhirnya mereka bertujuh menyepakati untuk kembali bersama – sama ke Desa Bleq desa asal mereka.

Desa Bleq menurut mereka tidak boleh di amba maupun di kurangi dari jumla tujuh buah rumah, namun mereka masih dalam kebingungan bagaimana cara membuat rumah seperti yamg mereka pada harapan. Dan pada saat mereka kebingungan inilah datang dua orang yang mereka tidak kenal, kelak yang akan membawa perubahan besar bagi ketujuh paangan manusia sembalun ini.

Kedua orang pendatang ini di ketahui bernama RADEN HARYA PATI dan RADEN HARYA MANGUNJAYA. Kdua pendatng ini mehampiri mereka, kemudian memberikan petunjuk bagaimana cara memagun rumah sesuai enan harapan mereka.

Diceritakan pula RADEN HARYA PATI dan RADEN HARYA MANGUNJAYA melanukan ajarannya dengan memberikan ( 4 ) empat macam pegagan hidup yaitu :
  • 1. Adat dan agama ( islam ) sebagai peganan hidup.
  • 2. Kitab ( al-qur’an ) sebagai pedoman beragama.
  • 3. Padi ( padi merah ) satu ikat sebagai tanaman pertanian yang menjadi sumber makanan.
  • 4. Bebesian ( Besi ) sebagai alat bertani da alat beladiri.

Pada kesempatan ini juga di nobatkan 4 ( empat ) orang dari mereka di beri nama panggilan baru yaitu :
  • 1. Titiq Islamin.
  • 2. Titiq Kertanrgara.
  • 3. Titiq Bagia.
  • 4. Titiq Ratani.
Titiq artinya tertua masyarakat. Dalam perkembangan masyarakat sembalun terjadilah pembagian kepengurusan atau pembagian tugas yang baku dia natara mereka. Titiq Islamin : mengurusi agama dalam kehidupan beragama. Titiq Kertanegara : mengrusi pemerinahan. Titiq Ratani : Megurusi masalah adat.