Peran dan Jasa Tuan Guru Di Masyarakat

dr Asrul Sani
di Depan Tuan Guru dan Masyarakat
Tuan Guru adalah sebutan dari seseorang yang memiliki pengetahuan dan terapan ajaran agama yang sangat tinggi. Gelar Tuan Guru diberikan langsung oleh masyarakat sebagai wujud dari pengakuan mereka terhadap kelebihan-kelebihan yang dimilikinya. 

Tuan guru memiliki pengaruh yang besar dan menduduki posisi yang sangat strategis dalam masyarakat sasak. Beraga sumber menyebutkan Karisma dan status Tuan Guru semakin meningkat seiring dengan bertambah luasnya wilayah dakwah dan semakin banyaknya masyarakat yang menimba ilmu kepada Tuan Guru.

Masyarakat sasak memiliki pandangan sendiri tentang Tuan Guru, besarnya pengaruh tuan Guru tidak dapat di lepaskan dari sikap dan pemahaman masyarakat sasak tentang Tuan Guru.

Karena Pandangan Masyarakat dan Karisma tersebut, sayang sekali banyak tokoh yang mendadak mendaulatkan diri menjadi tuan guru.

Hal ini sangat disayangkan Dokter Asrul Sani. Dalam sebuah diskusi bersamanya, ia mengatakan sangat bagus banyak tuan guru, tapi sangat disayangkan jika tak ada yang berguru kepadanya atau sebatas menjadi label untuk sebuah kepentingan semata.

Walau demikian, kata Asrul Sani, semua yang mendapatkan penghormatan gelar tuan guru harus kita hormati. Karena menjadi sebuah doa agar banyak yang membina kita sebagai masyarakat.

Agar banyak yang mengajak kita membaca shalawat dan alfithah untuk junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW dan para yang berjasa kepada kita semua. 

Syarat Digelar Tuan Guru

Pada umumnya mereka yang diberikan gelar tuan guru adalah seseorang yang pernah belajar di Timur Tengah (belajar pada ulama’-ulama’ terkenal) atau minimal pernah berhaji, memeiliki jama’ah pengajian  (pengajar majlis ta’lim di beberapa tempat), atau pondok pesantren dan memiliki latar belakang hubungan dengan seseorang yang berpengaruh, atau boleh jadi karena orang tuanya adalah tuan Guru.

Pada abad ke 18 sampai awal abad ke 20, mereka yang menjadi Tuan Guru adalah yang memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat tersebut antara lain : Pertama, memiliki pengetahuan memeadai tentang ilmu-ilmu ke-Islaman dan berbagai ajaran-ajarannya. Kedua, pernah belajar kepada ulama’-ulama’ terkenal di Timur Tengah (khususnya Haramain).

Ketiga, memperoleh pengakuan dari masyarakat. Pengakuan masyarakat menjadi sangat urgen bagi eksistensi ke-Tuan Guru-an seseorang. Keempat, memiliki karomah.  Seseorang dikatakan memiliki karomah apabila ia dapat mengadakan sesuatu diluar kemampuan manusia biasa karena ketakwaannya kepada Allah SWT.

Setelah abad ke 20 persyaratan-persayaratan ini semakin melunak untuk menjadi tuan Guru. Tidak diharuskan pernah belajar di Timur Tengah, akan tetapi dia tetap haji dan tidak mesti memiliki karomah, asalkan memiliki pondok pesantren atau karena orang tuanya Tuan Guru.

Dalam kurun waktu dari abad ke 18 sampai sekarang, seiring dengan menguatnya pengaruh dan popularitas tuan guru bahwa dalam masyarakat sasak telah terjadi perubahan struktur social.

Dari berbagai sumber, sebelumnya dalam masyarakat sasak terdapat empat golongan struktur sosial, secara berurutan adalah 
(1) Golongan Raja dan Keluarga raja, termasuk di dalamnya keturunan-keturunanya.
(2) Golongan Ningrat atau raden, mereka ini bangsawan sasak yang bergela lalu atau raden.
(3) Golongan pruangse,  orang kebanyakan.
(4) Golongan jajar karang (termasuk juga pembantu)

Dari beragam sumber dan pengamatan, pada periode ini struktur sosial tersebut terganti menjadi
(1) Tokoh Pemerintah (Gubernur, Presiden)
(2).Tuan Guru, tokoh agama (Ulama)
(2) Tuan Haji/Pengusaha yaitu mereka yang ditakdirkan secara finansial mampu untuk melaksanakan ibadah haji (Orang kaya,Pemilik modal, para bangsawan, pegawai negeri atau yang sederajat dengannya),dan
(3) Masyarakt Jamak, mereka yang secara finansial berada di bawah garis kemiskinan, yang tidak mampu, pekerja, buruh kasar, dan yang sederajat dengannya.

Tuan guru menjadi figur utama dan memiliki pengaruh yang kuat pada masyarakat sasak Lombok, beberapa tuan guru bersejarah yang banyak meninggalkan nasihat dan peradaban, diantaranya adalah
1. Tuan Guru Umar - Kelayu (sekitar 1789 M - 1929 M)
2. TGH. Ahmad Tretetet, Wafat 1985
3. TGH. Badrul Islam
4. TGH. M. Zainudin Abdul Majid - Pancor (sekitar 1898 - 1997)
5. TGH. Izzudin al-Badar - Pancor
6. TGH. Muhayyang el-Abror - Pancor 1937 - 2006
7. TGH. Ibrahim al-Khalidy - Kediri
8. TGH. Mustafa al-Khalidy - Kediri
9. TGH. Saleh Hambali - Bengkel, Kediri Lombok Barat
10. TGH. Muhammad Mutawalli - Jerowaru
11. Tuan Guru Abdul Kadir Menemeng Pringgerata, Lombok tengah
12. Dan banyak lagi dengan sejarah yang refrensinya kurang, tapi selalu di hati masyarakat. 


Jangan Lupa, Baca Juga :
Peninggalan dan Jasa Tuan Guru Umar
Pendidikan, Guru dan Murid TGH. Umar - Kelayu
Murid Tuan Guru Umar Kelayu
Tuan Guru Umar ke Tanah Suci
Karya-karya dan Peninggalan Tuan Guru Umar
Tuan Guru Umar dan Trah
Tuan Guru Umar dalam Kandungan Bunda