SEMUA TENTANG SEMBALUN : DetikTravel berkata "Jika kamu mau berlibur ke Lombok, maka wajib datang ke desa yang satu ini. Sembalun namanya, yang punya panorama super cantik. Jadi nggak mau pulang deh!" katanya di paragraf awal. Hebatkan?
Selengkapnya baca saja. Kalau mau lebih lengkap buka detikTravel. Oke
Sembalun di Lombok Timur tidak di ragukan lagi memiliki pesona sangat indah. Salah satu desa tertinggi memiliki udara sejuk, di kelilingi beberapa bukit. Sangat memanjakan mata. Pesona Gunung Rinjani seakan menghipnotis untuk berdecak kagum. Menjadi base camp para petualang sebelum mendaki ke Rinjani.
Awal ketertarikan dengan Sembalun saat saya melihat sebuah foto di salah satu media sosial. Foto itu menggambarkan sebuah bukit berwarna keemasan. Latar depannya anak-anak sedang bermain. Melihatnya memberikan kesan damai. Saya harus ke sana.
Awal pertama kali merencakan ke Lombok, Sembalun cukup asing di telinga. Saya tahunya Gili Trawangan, Sengigi, Kuta Lombok. Sembalun? Jarang di sebut.
Rupanya di kalangan pendaki gunung tidak asing lagi. "Ooo... itu sebagai base camp sebelum mendaki Rinjani. Persiapan akhir sebelum mendaki disana. Urus ijin, logistik, pemandu, ya dari sana," tutur salah satu pendaki yang sudah beberapa kali naik Rinjani.
Letaknya di kaki Gunung Rinjani, gunung tertinggi kedua di Indonesia sekitar 3.876 mdpl. Secara adminstratif masuk kabupaten Lombok Timur. Menilik sejarahnya termasuk desa tertua di pulau Lombok.
Menyebut Desa Sembalun secara administratif benar sekaligus salah. Desa Sembalun adalah salah satu desa di bawah Kecamatan Sembalun. Selain itu masih ada desa lain yaitu Sembalun Bumbung, Sembalun Lawang, Sajang, Bilok Petung, dan Sembalun Timba Gading. Keseluruhan ada 6 desa di areal sekitar 220 km persegi.
Di antara 6 desa yang paling sering di sebut adalah Sembalun Lawang. Statusnya sebagai ibukota Kecamatan Sembalun. Satu lagi adala Sembalun Bumbung.
Sayangnya menuju Sembalun tidak ada angkutan umum reguler dari kota Mataram, sebagai ibukota propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Padahal jarak tempuh dari Mataram 100 kilometer lebih. Jika datang menggunakan pesawat terbang, akan kesulitan mencari kendaraan umum dari Bandara Lombok Praya.
Yang paling ideal sewa kendaraan. Karena pertimbangan jarak dan jalan ber-liku-liku, driver mobil minta tambahan biaya sekitar Rp 100 ribu. Jadi biaya sewa mobil dari kota Mataram ke Sembalun rata-rata 600 ribu, sekali jalan. Cukup mahal jika jalan sendiri. Sebaliknya akan cukup meringankan jika berangkat ber-4 atau ber-5 sesuai kemampuan mobi.
Namun jarak cukup jauh dan biaya yang lumayan mahal untuk saya yang bersolo traveling tidak menyurutkan niat ke sana. Agar lebih seru dan sebanding dengan biaya di keluarkan, saya memutuskan mampir dulu di air terjun Sendang Gile dan Tiu Kelep di Senaru. Lokasinya berdekatan dan satu jalan menuju Sembalun.
Perjalanan yang cukup melelahkan di tempuh sekitar 4 jam setelah mampir di air terjun. Saat memasuki wilayah Sembalun, tiba-tiba saya di kejutkan dengan pesona pemandangan yang sangat indah. Oooo...luar biasa. Rasanya di sinilah saya menemukan keindahan yang benar-benar memukau di Lombok. Sulit terucapkan dengan kata-kata.
Melihat konturnya Sembalun di kelilingi setidaknya 5 bukit, yaitu Bukit Anak Dara, Dandaunan, Nggi, Pergasing, Selong. Pastinya berhawa sejuk. Wajar karena ketinggian rata-rata sekitar 1.200 dpl. Sangat kontras sekali dengan udara panas Gili Trawangan yang aku datangi sebelum ke Sembalun. Kebetulan suka dengan hawa sejuk seperti ini.
Gunung Rinjani terlihat dekat dari Sembalun. Memang benar jika menjadi base camp rekan-rekan pendaki sebelum naik ke Rinjani. Jika cuaca cerah terlihat sangat anggun dan megah. Lagi-lagi bibir sulit melukiskan keindahan karya Sang Pencipta.
Keistimewaan lain dari Sembalun adalah suasana desa yang sepi dan tenang. Disini jam 7 malam sudah sepi sekali, kata Bapak Armasih pemilik Rinjani Family tempat saya menginap. Mungkin sering di singgahi pendaki di sini cukup banyak penginapan kecil dengan harga terjangkau.
Di bonceng menggunakan motor, saya di ajak berkeliling Desa Sembalun. Salah satu tujuannya adalah Bukit Selong. Bukit favorit dan wajib di datangi pengunjung. Tidak sulit menuju Selong. Tanjakan pun tidak terjal.
Setelah di atas lagi-lagi saya di manjakan keindahan tak terkatakan. Dalam hati mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Maha Pengasih yang sudah mengijinkan saya melihat keindahan yang begitu indah.
Butuh 3 lapis baju melekat di tubuh saat malam tiba. Sangat dingin. Apalagi bulan Juni-September, saat musim kemarau lebih dingin lagi. Beruntung malam itu kami bisa merasakan kehangatan api unggun. Di serta kenikmatan menyantap pisang goreng, kopi hangat. Benar-benar liburan menyenangkan.
Saat fajar menyingsing adalah saat indah jika cuaca cerah. Kabut menyelimuti hampir seluruh desa Sembalun. Saat matahari mulai naik, lagi-lagi terlihat pesona keindahan yang begitu memukau gunung Rinjani dan bukit yang lain.
Satu hal yang membuat saya menyesal adalah kenapa cuma semalam di Sembalun. Suatu tekad sebelum meninggalkan Sembalun, saya akan datang dan bermalam lebih lama lagi.