Ulama' |
Pernyataan itu disampaikan dalam sambutannya pada acara pengukuhan dan pelantikan pejabat eselon II dan III di pendopo Bupati Lombok Timur (Senin, 9/01/2016). Saat menyampaikan kata itu, (pejabat korupsi) nadanya lebih tinggi dari sejak ia membuka sambutan dengan salam sampai ia mengakhiri pidatonya.
Bupati yang terkenal dan mengakui sering menggunakan kata ‘anda’ dan ‘ya’ itu mengawali kalimat terkait dengan mutiara-mutiara nasihat yang menggetarkan jiwa. Karena jika disimak sedalam mata memandang, makna kalimat yang dilontarkan untuk para pejabat yang dilantik dan dikukuhkan itu akan membuat siapapun takut menjadi pejabat.
“Kecuali Saya,” seloroh teman yang saya perdengarkan rekaman pidato calon gubernur pilihan kita semua itu. Karena, lanjutnya, menjadi pejabat itu akan membuat kita mampu berbuat untuk bangsa dan negara. Selain itu, kita juga bisa lebih mudah mendapatkan uang, katanya. Makanya, untuk menjadi honorer saja, orang rela nyogok, sambungnya sambil tertawa (Wallahua’lam)
Sudahlah, jangan terlalu dengar celoteh sahabat saya itu. Kita lanjutkan kepada apa yang dipesankan oleh pemilik bank dimana-mana itu, sebagai bukti bahwa ia berikhtiar menjadi gubernur bukan untuk mencari kekayaan. Sebelum, menyimak apa yang disampaikannya, itu bukan kampanye ya!!!. Anda jangan salah sangka ya!!! 😂😂😂
Baiklah, langsung saja kepada kalimat-kalimat mutiara dari bupati yang sukses membangun berbagai pembangunan yang tertunda dan pembangunan yang dirintis itu.
Ali BD mencontohkan Kanit yang miskin, tidak punya speda motor, tapi karena amanah, maka ia puas melaksanakan kepercayaan dan pengabdiannya sebagai abdi negara. Bupati khas dengan kaca mata hitam itu juga menguraikan contoh pejabat sederhana yang berjalan kaki setiap hari mengintip kariyawannya yang tidak bekerja, ia berjalan tanpa kenal lelah.
“Orang-orang seperti inilah dirindukan oleh negara ini sebenarnya,” katanya tumben lumayan halus dibandingkan beberapa dekade mutasi. Tapi sayang sekali, sebagian besar kita, kita menjadi bangga kepada diri kita sendiri, tanpa kebanggaan yang diberikan oleh rakyat, bebernya.
Saya harap, pikiran-pikiran yang demikian itu akan berubah, sejalan dengan perubahan zaman, walaupun lama dan sulit tetapi kita jangan sampai pernah berhenti mengubah sikap kita yang membanggakan diri kita lalu kita membedakan diri kita dengan masyarakat.
Serta merta ia merasa orang penting, lalu membedakan diri dengan masyarakat dan merasa rakyat menjadi tidak penting.
Kebanggan-kebanggan seperti itu adalah sebuah kemunduran. Itu menunjukkan bahwa negara ini belum mengalamai kemajuan. Karena itulah saya berharap saudara-saudara yang kali ini dikukuhkan dan dilantik, mengubah mindset tentang jabatan itu.
“Jangan jadikan jabatan sebagai kebanggaan pribadi karena saudara menganggap akan mendapatkan sesuatu yang lebih dibandingkan dengan orang lain,”sambungnya.
Tetapi bagaimana saudara-saudara merasa jabatan itu bertambah beban, karena sebuah kepercayaan dan sebagai suatu kehausan jiwa untuk mengabdi kepada agama, bangsa, dan negara.
Uniknya, seindah itu pesan Ali BD di hari bersejarah, khususnya bagi perubahan struktur organisasi SKPD Lombok Timur untuk sebuah amanah, namun, tepuk tangan tak ada yang menggema.
Hingga membuat tulisan terkait pidatonya ini bersambung, karena saya pun tak bersemangat untuk melanjutkannya. Makanya, saya tepuk tangan sendiri 👃👃👃. Tapi, tetap saya akan lanjutkan, karena berharap para pembaca, kelak ada yang menjadi pejabat, atau pasti ada yang menjadi pemimpin. Minimal Diri Sendiri.
Kemudian kalimat-kalimat bermakna itu, mampu diperjuangkan menjadi sebuah terapan sebagaimana Ali BD yang seperti dikatakan Tuan Guru Moyot, TGH. Yahya Ibrahim al-Madani, Kepemimpinan Ali BD mampu membayar hutang daerah dan mampu membangun daerah bukan dengan hutang.
Ali BD juga mendidik kita untuk mempertahan asset daerah, membangun asset daerah, dan sebagainya, contohnya yang bernama PT. Selaparang Energi itu, PD. Selaparang Finansial itu dan Selaparang-selaparang lainnya, unine dait tetune endah💗💖💓💟 (Bersambung).