JUWITOUR DESA. Beriri Jarak adalah desa penghasil beras merah. Beras merah ini diharapkan terus dikembangkan ke depan karena memiliki nilai gizi yang cukup tinggi. Di samping itu memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Untuk mendapatkan beras merah, di desa ini terdapat tradisi rakyat bernama Matak Pade Rau sebuah istilah atau bahasa desa yang memiliki arti panen
padi di ladang. Matak atau panen ini menjadi tradisi lokal masyarakat
Beriri Jarak Khususnya dan Suku Sasak khusunya.
Kegiatan Matak Pade Rau ataua panen di Desa Beriri Jarak menjadi tradisi warga desa yang sudah turun temurun. Setelah panen, mengolah padi merah tidaklah sama dengan mengolah padi biasa. Padi beras merah ini tidak bisa digiling menggunakan mesin penggiling. Karenanya ada tradisi nujak atau menumbuk padi secara bersama-sama. Tidak digiling karena dikhawatirkan kualitas rasa akan hilang.
Tradisi menumbuk padi secara beramai-ramai terus akan dikembangkan sebagai salah satu cara untuk mempertahankan keaslian beras merah hasil panen lahan di Beriri Jarak. Ada media alat tradisional yang harus tetap dijaga.
Tradisi menumbuk padi diakui sudah terancam hilang seiring dengan kehadiran teknologi yang memudahkan warga untuk menghasilkan beras dalam waktu yang cepat. Produksi beras merah ala warga Beriri Jarak ini diharapkan bisa tetap bertahan. Apalagi melihat kualitas beras merah sangat baik untuk konsumsi. Di tengah gencarnya pemerintah mengampanyekan penanganan stunting, salah satu caranya bisa dengan konsumsi beras merah.